Pengaruh Bullying terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas VI Damaskus Sdit Al Kamil

Disusun Oleh

Dibimbing Oleh

Pendahuluan

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu tempat yang ideal untuk melaksanakan pendidikan adalah sekolah. Di sekolah, siswa dapat mengembangkan kemampuannya baik dalam bidang pengetahuan, sosial, moral, maupun emosionalnya. Sekolah juga bertujuan untuk memfasilitasi segala sesuatu yang berkaitan dengan proses perkembangan siswa agar menjadi pribadi yang sejalan dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Untuk bisa mewujudkan itu, tentunya banyak faktor yang mempengaruhi kelancaran pelaksanaan progam pendidikan di sekolah. Selain itu, diperlukan pula salah satu faktor pendorong yang besar dalam diri siswa untuk melakukan tugas penting mereka sebagai pelajar, yakni motivasi untuk belajar

Bullying/perundungan adalah tindakan kasar dari pelaku kepada korban yang dibully. Saat saya kelas 5, saya sering sekali mengderar ataupun melihat seseorang yang membully dan korban yang dibully, seperti diejek fisiknya, diejek nama orang tuanya, bahkan ada yang dibully dengan cara dipukul dan ditendang. Saya sangat merasa kasihan dengan korban bullying dan sangat kesal dengan pelaku bullying.     

Salah satu aspek yang terdampak adalah motivasi belajar. Motivasi belajar merupakan semangat dalam diri yang mendorong seseorang untuk belajar, berpartisipasi aktif, dan mencapai prestasi akademik yang baik. Namun, jika siswa mengalami bullying, motivasi belajar mereka dapat terpengaruh secara negatif. Mereka mungkin kehilangan minat, merasa tidak aman, dan mengalami penurunan percaya diri dalam lingkungan belajar. Berdasarkan hal tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Pengaruh Bullying Terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas VI SDIT Al Kamil.”

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah berdasarkan latar belakang di atas, yaitu :

  1. Apa yang dimaksud dengan bullying?
  2. Bagaimana kondisi siswa korban bullying?
  3. Apakah ada pengaruh bullying dengan motivasi belajar?

C. Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah diatas, hipotesis dari penelitian ini adalah: Ada pengaruh bullying terhadap motivasi belajar siswa kelas VI SDIT AL Kamil.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarlan latar belakang dan rumusan masalah, tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

  1. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh bullying terhadap motivasi belajar siswa kelas VI SDIT AL Kamil
  2. Untuk mengetahui dampak yang terjadi pada siswa yang mengalami tindakan bullying
  3. Untuk mengetahui tindakan apa yang dilakukan pihak sekolah jika terjadi tindakan bullying di lingkungan sekolah
  4. Untuk memberhentikan kasus bullying di siswa kelas VI dan siswa yang lain di SDIT Al Kamil

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini, antara lain:

  1. Meningkatkan kesadaran terhadap tindakan bullying.
    Penelitian ini dapat meningkatkan kesadaran tentang tindakan bullying di kalangan siswa sekolah dasar. Dengan mengetahui dampak bullying terhadap motivasi belajar, sekolah dapat lebih proaktif dalam mencegah dan mengatasi perilaku bullying.
  2. Membantu siswa yang terkena dampak bullying.
    Penelitian ini dapat membantu mengidentifikasi siswa yang mungkin mengalami dampak negatif akibat bullying terhadap motivasi belajar. Dengan mengetahui hal ini, sekolah dapat memberikan dukungan khusus kepada siswa-siswa yang terdampak tindakan bullying untuk membantu mereka pulih dan tetap termotivasi dalam proses belajar.
  3. Mendorong kebijakan anti bullying.
    Hasil penelitian ini dapat menjadi dasar untuk mengembangkan atau memperkuat kebijakan anti bullying di sekolah, sehingga lingkungan belajar menjadi lebih aman dan nyaman bagi seluruh siswa.

Kajian Pustaka

A. Pengertian Bullying

Menurut Riauskina, Djuwita dan Soesetio (2005) Bullying (dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai “penindasan/risak”) merupakan segala bentuk penindasan atau kekerasan yang dilakukan dengan sengaja oleh satu orang atau sekelompok orang yang lebih kuat atau berkuasa terhadap orang lain, dengan tujuan untuk menyakiti dan dilakukan secara terus menerus. Terdapat banyak definisi mengenai bullying, terutama yang terjadi dalam konteks lain seperti di rumah, tempat kerja, masyarakat, komunitas virtual. Namun dalam hal ini dibatasi dalam konteks school bullying atau bullying di sekolah. mendefinisikan school bullying sebagai perilaku agresif yang dilakukan berulang-ulang oleh seorang atau sekelompok siswa yang memiliki kekuasaan, terhadap siswa/siswi lain yang lebih lemah, dengan tujuan menyakiti orang tersebut.

Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa Bullying adalah tindakan kekerasan yang dilakukan oleh seseorang yang lebih kuat atau berkuasa kepada seorang korban yang lebih lemah dibanding pelaku Bullying

B. Perilaku Bullying

  1. Perilaku bullying dapat dibagi menjadi 5 kategori:
    1. Kontak fisik langsung (memukul, mendorong, menggigit, menjambak, menendang, mengunci seseorang dalam ruangan, mencubit, mencakar, juga termasuk memeras dan merusak barangbarang yang dimiliki orang lain)
    2. Kontak verbal langsung (mengancam, mempermalukan, merendahkan, mengganggu, memberi panggilan nama (name calling), sarkasme, merendahkan (put-downs), mencela/mengejek, mengintimidasi, memaki, menyebarkan gosip).
    3. Perilaku non-verbal langsung (melihat dengan sinis, menjulurkan lidah, menampilkan ekspresi muka yang merendahkan, mengejek, atau mengancam; biasanya diertai oleh bullying fisik atau verbal).
    4. Perilaku non-verbal tidak langsung (mendiamkan seseorang, memanipulasi persahabatan sehingga menjadi retak, sengaja mengucilkan atau mengabaikan, mengirimkan surat kaleng).
    5. Pelecehan seksual (kadang dikategorikan perilaku agresi fisik atau verbal).
  2. Menurut Barbara Coloroso (The Bully, The Bullied, dan The Bystander (2006), disebutnya dengan istilah tiga mata rantai penindasan yakni :
    1. Bullying terjadi karena ada pihak yang menindas.
    2. Ada penonton yang diam atau mendukung, entah karena takut atau karena merasa satu kelompok.
    3. Ada pihak yang dianggap lemah dan menganggap dirinya sebagai pihak yang lemah (takut bilang sama guru atau orangtua, takut melawan, atau malah memberi permakluman).
    4. Atas kerjasama ketiga pihak itu biasanya praktek bullying sangat sukses dilakukan oleh anak yang merasa punya power atau kekuatan. Jika kebetulan siswa masuk di sekolah yang pengawasan gurunya lebih dari cukup, mungkin akan cepat terdeteksi. Tapi bila tidak, maka siswalah yang sangat diharapkan proaktif.
  3. Karakteristik Korban dan Pelaku Bullying
    Ada berbagai macam ciri-ciri atau karakter yang dapat dilihat untuk mengetahui apakah seorang anak atau remaja menjadi seorang pelaku bullying atau sebagai korban bullying.
    1. Ciri-ciri yang terkait dengan korban itu antara lain:
      1. Anak baru di lingkungan itu.
      2. Anak termuda atau paling kecil di sekolah.
      3. Anak yang pernah mengalami trauma sehingga sering menghindar karena rasa takut.
      4. Anak penurut karena cemas, kurang percaya diri, atau anak yang melakukan sesuatu karena takut dibenci atau ingin menyenangkan.
      5. Anak yang perilakunya dianggap mengganggu orang lain.
      6. Anak yang tidak mau berkelahi atau suka mengalah
      7. Anak yang pemalu, menyembunyikan perasaannya, pendiam atau tidak mau menarik perhatian orang lain.
      8. Anak yang paling miskin atau paling kaya.
      9. Anak yang ras atau etnisnya dipandang rendah.
      10. Anak yang orientasi gender atau seksualnya dipandang rendah.
      11. Anak yang agamanya dipandang rendah.
      12. Anak yang cerdas, berbakat, memiliki kelebihan atau beda dari yang lain.
      13. Anak yang merdeka atau liberal, tidak memedulikan status sosial, dan tidak berkompromi dengan norma-norma.
      14. Anak yang siap mendemontrasikan emosinya setiap waktu.
      15. Anak yang gemuk atau kurus, pendek atau jangkung.
      16. Anak yang memakai kawat gigi atau kacamata.
      17. Anak yang berjerawat atau memiliki masalah kondisi kulit lainnya.
      18. Anak yang memiliki kecacatan fisik atau keterbelakangan mental
      19. Anak yang berada di tempat yang keliru pada saat yang salah (bernasib buruk).
    2. Sedangkan untuk para pelaku, mereka umumnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
      1. Suka mendominasi anak lain.
      2. Suka memanfaatkan anak lain untuk mendapatkan apa yang diinginkan.
      3. Sulit melihat situasi dari titik pandang anak lain.
      4. Hanya peduli pada keinginan dan kesenangannya sendiri, dan tak mau peduli dengan perasaan anak lain.
      5. Cenderung melukai anak lain ketika orangtua atau orang dewasa lainnya tidak ada di sekitar mereka.
      6. Memandang saudara-saudara atau rekan-rekan yang lebih lemah sebagai sasaran.
      7. Tidak mau bertanggung jawab atas tindakannya.
      8. Tidak memiliki pandangan terhadap masa depan atau masa bodoh terhadap akibat dari perbuatannya.
      9. Haus perhatian.

Berdasarkan pendapat diatas, ciri-ciri siswa yang menjadi korban bullying adalah yang lebih lemah dari pelaku bully. Dan yang menjadi pelaku bully biasanya adalah seorang siswa yang haus perhatian, merasa dirinya lebih kuat, hanya peduli kesenangannya sendiri dan tidak bertanggung jawab.

C. Motivasi Belajar

1. Pengertian

Motivasi menjelaskan apa yang membuat orang melakukan sesuatu, membuat mereka tetap melakukannya, dan membantu mereka dalam menyelesaikan tugas-tugas. Sedangkan pengertian belajar adalah aktivitas yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan perubahan dalam dirinya melalui pelatihan-pelatihan atau pengalaman-pengalaman. Belajar dapat membawa perubahan bagi si pelaku, baik perubahan pengetahuan, sikap, maupun keterampilan. Pengertian ini menekankan adanya interaksi antara individu dengan lingkungan. Sehingga dapat dikatakan bahwa siswa yang memiliki motivasi belajar akan bergantung pada apakah aktivitas tersebut memiliki sisi yang menarik atau proses yang menyenangkan.

Teori pendukung disampaikan oleh Sardiman (2001) yang menyatakan bahwa bentuk dan cara yang dapat digunakan untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar adalah:

  1. Pemberian angka, hal ini disebabkan karena banyak siswa belajar dengan tujuan utama yaitu untuk mencapai angka/nilai yang baik.
  2. Persaingan/kompetisi.
  3. Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri.
  4. Memberi ulangan, hal ini disebabkan karena para siswa akan menjadi giat belajar kalau mengetahui akan ada ulangan.
  5. Memberitahukan hasil, hal ini akan mendorong siswa untuk lebih giat belajar terutama kalau terjadi kemajuan.
  6. Pujian, jika ada siswa yang berhasil menyelesaikan tugas dengan baik, hal ini merupakan bentuk penguatan positif.

Berdasarkan teori tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah sesuatu yang mendorong semangat seseorang untuk mengerjakan sesuatu perubahan dalam diri siswa melalui pelatihan-pelatihan atau pengalaman

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

Motivasi seseorang untuk memenuhi kebutuhannya dipengaruhi oleh berbagai macam faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar antara lain:

  1. Faktor internal siswa dan faktor eksternal siswa. Faktor internal siswa yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa.
  2. Faktor eksternal siswa yaitu faktor yang berasal dari luar siswa, seperti lingkungan sosial dan lingkungan nonsosial.
    • Menurut Syah (2006) Lingkungan sosial yang dimaksud di sini adalah hubungan antar manusia, yaitu siswa dengan guru, siswa dengan teman, siswa dengan keluarga. Lingkungan sosial terdiri dari:
      1. Lingkungan sosial sekolah, seperti guru, staf, dan teman-teman dapat mempengaruhi proses belajar seorang siswa.
      2. Lingkungan sosial komunitas yaitu kondisi lingkungan tempat tinggal siswa akan mempengaruhi belajar siswa.
      3. Lingkungan sosial keluarga yaitu lingkungan ini sangat mempengaruhi kegiatan belajar siswa.
    • Sedangkan faktor-faktor lingkungan nonsosial, menurut Baharuddin dan Esa (2007) meliputi:
      1. Lingkungan alamiah, seperti kondisi udara yang segar, tidak panas dan tidak dingin, sinar yang tidak terlalu silau/kuat, atau tidak terlalu lemah/gelap, suasana yang sejuk dan tenang.
      2. Faktor instrumental, yaitu perangkat belajar seperti gedung sekolah, alat-alat belajar, fasilitas belajar, dan lapangan olahraga, selain itu, yang termasuk dalam faktor instrumental yaitu kurikulum sekolah, peraturan-peraturan sekolah, buku panduan, dan lain sebagainya.
      3. Faktor materi pelajaran yang diajarkan kepada siswa hendaknya disesuaikan dengan usia perkembangan siswa, begitu juga dengan metode mengajar guru, disesuaikan dengan kondisi perkembangan siswa.

Jadi faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar siswa adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa dan faktor dari luar siswa.

Metodologi

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDIT Al Kamil Depok, yang berlokasi di Jl Markisa 6, RT 02/ RW 03, Kota Depok. Sekolah SDIT Al Kamil Depok memiliki 15 ruang kelas.

No.KelasJumlah Ruang KelasJumlah Peserta Didik
1I354
2II353
3III263
4IV370
5V260
6VI257
Jumlah 15357
Tabel 3.1. Jumlah Kelas dan Peserta Didik
2. Waktu Penelitian
  No  Jenis KegiatanBulan
Sep’23Okt’23Nov’23Des’23
1234123412341234
1Pengajuan Judulü               
2Bimbingan BAB 1 dan 2 üü             
3Bimbingan revisi BAB 1 dan 2. Pengajuan BAB 3   üüü          
4Pengajuan pertanyaan angket       ü       
5Revisi angket        ü       
6Penyebaran angket        ü       
7Bimbingan rekapitulasi nilai angket         ü      
8Revisi rekap nilai angket          ü     
9Bimbingan BAB 4 dan 5           ü    
10Bimbingan revisi BAB 4 dan 5            üü  
Tabel 3.2. Alokasi Waktu Penelitian

B. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Sugiyono (2016: 7) menjelaskan bahwa metode penelitian kuantitatif adalah metode yang berlandaskan terhadap filsafat positivisme, digunakan dalam meneliti terhadap sampel dan populasi penelitian. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menyajikan data berupa angka-angka sebagai hasil penelitiannya. Metode penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam penelitian status kelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu pemikiran, atau peristiwa saat ini. Metode deskriptif digunakan untuk membuat gambaran atau deskripsi secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fenomena yang ada. Penelitian deskriptif kuantitatif adalah penelitian yang menggambarkan variabel secara apa adanya didukung dengan data-data berupa angka yang dihasilkan dari keadaan sebenarnya.

 Jadi, metode penelitian deskriptif kuantitatif dipilih karena penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bullying terhadap motivasi belajar siswa kelas VI Damaskus SDIT AL Kamil Tahun Ajaran 2023-2024.

C. Alat dan Bahan Penelitian

  1. Kertas.
  2. Alat tulis.
  3. Internet.
  4. Laptop.
  5. Pertanyaan untuk membuat angket.
  6. Printer

D. Populasi dan Sampel

Populasi target dalam penelitian ini adalah kelas VI SDIT Al- Kamil tahun ajaran 2023/2024 yang berjumlah 57 orang. Sedangkan populasi terjangkaunya adalah seluruh siswa kelas VI Damaskus tahun ajaran 2023/2024. Dalam penelitian ini diambil sampel sebanyak 28 orang.

E. Metode Pengumpulan Data

Sumber data yang diambil dalam penelitian ini berasal dari sampel yang diambil sebanyak 28 orang. Dalam penelitian ini menggunakan jenis data angket atau kuesioner

Data ini diperoleh dengan cara memberikan angket kepada 28 siswa yang terdiri dari 15 pertanyaan dengan 3 pilihan jawaban.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah teknik angket atau kuesioner.

Langkah-langkah yang dilakukan oleh penulis untuk mengumpulkan data adalah sebagai berikut:

  1. Siapkan pertanyaan untuk membuat angket.
  2. Buatlah kerangka angket dan masukkan pertanyaan yang sudah dibuat ke dalam angket.
  3. Print angket tersebut dan bagikan kepada responden.
  4. Kumpulkan angket dan rekap jawaban para responden di Ms.word/Ms. Excel.

Hasil dan Pembahasan

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

Kelas VI SDIT Al Kamil terdiri dari 2 kelas yaitu kelas VI Bukhara berjumlah 29 siswa dan kelas VI Damaskus berjumlah 28 siswa. Peneliti mengambil sampel di kelas VI Damaskus yang berjumlah 27 siswa, dengan daftar nama siswa sebagai berikut:

No.Nama RespondenNo.Nama Responden
1Abyan Rizki Adia15Muhammad Rayhan Salman Alfarisi
2Aqeela Afranaya Ashaffi16Muhammad Uwais Alqorni
3Aulia Mumtazah17Naufal Afkar Akhmad
4Cantika Putri Saputra18Neysa Quinnova Wibowo
5Dewan Rahmat Shah19Rafif Putra Supriyanto
6El Dhia Syarafana20Rakha Yusuf Anugrah Lesmono
7Fahri Satria Zada21Rasyid Ramadhan Akyno
8Faiza Alya Annaila22Sasikirana Teslarubina Diwa
9Ghulam Azfar Asy Syauqi23Satryo Angger Radianto
10Izyan Tammim Al Fawwaz24Talitha Shaafa Humaira
11Mahiib Zaahir Mumtaaz25Wafa Marwah Wafiqah
12Malika Nurfaizah Ramadhani26Wafir Karim Alghazali
13Muhamad Rafi Alfatah27Zaida Adawiyyah
14Muhammad Fathurrahman  
Tabel 4.1 Daftar Nama Siswa

Pada penelitian ini metodologi penelitian yang digunakan adalah penyebaran kuesioner. Pelaksanaan penyebaran kuesioner dilaksanakan bertempat di kelas VI Damaskus SDIT Al Kamil Sukatani pada hari Rabu, 25 Oktober 2023.

Nomor PertanyaanJawaban
Iya%Kadang Kadang%Tidak%
12696%14%00%
21452%1037%311%
3830%1037%933%
4622%1141%1037%
5830%726%1244%
61141%1037%622%
71452%830%519%
827%415%2178%
92489%27%14%
102178%27%415%
1100%00%27100%
122385%415%00%
131037%1141%622%
142074%27%519%
151970%415%415%
Tabel 4.2 Hasil Penelitian

B. Deskripsi Hasil Penelitian

Dari penyebaran kuesioner ke 27 sampel, maka hasil dari penelitian ini adalah:

Berdasarkan data penelitian melalui penyebaran angket kepada 27 siswa yang terdiri dari 15 pertanyaan dengan 3 pilihan jawaban, didapatkan hasil sebagai berikut:

  1. Terdapat 26 atau 96% siswa yang sudah mengetahui arti bullying/perundungan, sedangkan 1 atau 4% siswa yang menjawab kadang-kadang.
  2. Sekitar 33% siswa yang pernah melakukan tindakan bullying/perundungan.
  3. Terdapat 41% atau 11 siswa pernah dibully/rundung, dan 37% Atau 10 siswa kadang kadang dibully/rundung, dan 22% atau 6 siswa tidak pernah dibully/rundung.
  4. Terdapat 52% atau 14 siswa yang merasa sedih, malu, takut, kesal saat dibully/rundung, sedangkan 30% atau 8 siswa yang kadang-kadang dan 19% atau 5 siswa yang tidak.
  5. Terdapat 7% atau 2 orang yang takut atau enggan pergi ke sekolah setelah dibully/rundung, sedangkan 15% atau 4 siswa yang kadang-kadang dan 78% atau 21 siswa tidak.
  6. Terdapat 89% atau 24 siswa yang menyetujui/menjawab iya bahwa ada pengaruh bullying/perundungan terhadap mental korban, sedangakan 7% atau 2 siswa menjawab kadang-kadang dan 4% atau 1 siswa yang menjawab tidak.
  7. Terdapat 78% atau 21 siswa yang menyetujui/menjawab iya bahwa ada pengaruh bullying/perundungan terhadap mental pelaku, sedangkan 7% atau 2 siswa menjawab kadang-kadang dan 15% atau 4 siswa yang menjawab tidak
  8. Terdapat 100% atau 27 siswa menyetujui/menjawab iya bahwa tidak boleh terjadinya tindakan bullying/perundungan disekolah.
  9. Terdapat 85% atau 23 siswa menjawab iya bahwa pernah melihat tindakan bullying/perundungan disekolah, sedangkan 15% atau 4 siswa yang menjawab kadang-kadang.
  10. Terdapat 37% atau 10 siswa yang pernah melaporkan terjadinya bullying/perundungan, sedangkan 41% atau 11 siswa yang menjawab kadang-kadang dan 22% atau 6 siswa yang menjawab tidak.
  11. Terdapat 74% atau 20 siswa yang mengetahui arti dari motivasi belajar, sedangkan 7% atau 2 siswa yang menjawab kadang-kadang dan 19% atau 5 siswa yang belum mengetahui arti motivasi belajar.
  12. Terdapat 70% atau 19 siswa yang menyetujui/menjawab iya bahwa ada pengaruh bullying/perundungan terhadap motivasi belajar, sedangkan 15% atau 4 siswa yang menjawab kadang-kadang dan 15% atau 4 siswa yang menjawab tidak

C. Pengujian Hipotesis

Menjawab hipotesis pada penelitian ini, didapatkan jawaban sebagai berikut:

Bullying adalah tindakan kasar yang dilakukan pelaku kepada orang yang lebih lemah dari pelaku. Berdasarkan hasil penelitian terdapat 96% siswa kelas VI Damaskus yang mengetahui pengertian dari bullying/perundungan.

Korban bullying akan merasa malu, sedih, takut, kesal bahkan depresi. Di kelas VI Damaskus beberapa siswa masih suka melakukan tindakan bullying/perundungan, seperti mengejek dan memukul. Siswa kelas VI Damaskus sudah mengetahui arti dari bullying/perundungan. Siswa kelas VI Damaskus juga mengetahui bahwa bullying memiliki dampak bagi korban seperti mengalami gangguan cemas, depresi, dan memicu masalah kesehatan. Serta mengetahui dampak bagi pelaku seperti dampak gangguan emosi.

Berdasarkan hasil dari penelitian terdapat 70% siswa yang menjawab ada pengaruh bullying/perundungan terhadap motivasi belajar, dan terdapat 7% siswa yang enggan pergi ke sekolah setelah dibully. Dapat disimpulkan bahwa tindakan bullying/perundungan berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa kelas VI Damaskus.

Simpulan dan Saran

A. Simpulan

Berdasarkan hasil dari penyebaran angket dan pembahasan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut.

Bullying merupakan tindakan yang disengaja maupun tidak disengaja tetapi dengan jelas menyebabkan ketidaknyamanan, penghinaan, dan penderitaan bagi korban yang dapat menyebabkan lingkungan sekolah yang tidak menyenangkan dimana korban sama sekali tidak menginginkan perlakuan tersebut.

Tindakan bulying disekolah mempunyai dampak yang tidak bagus dan dapat menghambat motivasi belajar siswa. Korban bullying akan merasa sedih, malu, takut dan kesal bahkan merasa enggan pergi ke sekolah.

Hal ini berdampak negatif pada minat siswa dalam belajar dan mengakibatkan penurunan motivasi belajar secara keseluruhan.

B. Saran

Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan yang telah diberikan, maka dapat diberikan beberapa saran yaitu sebagian berikut:

  1. Sekolah
    Kontribusi dari pihak sekolah juga sangat dibutuhkan untuk menangani tindak bullying. Karna pada dasarnya pelaku dan korban sama sama membutuhkan pertolongan. Beberapa kontribusi dari pihak sekolah antara lain :
    1. mengadakan parenting dan menerapkan kegiatan anti bulying disekolah dengan cara meningkatkan pengawasan.
    2. memasukkan materi anti bullying dalam pembelajaran
    3. memberikan bimbingan secara tepat untuk pelaku dan juga korban.
  2. Guru.
    Guru dapat selalu mengawasi dan memberikan edukasi lebih pada siswa, terutama siswa yang masih suka melakukan perundungan agar dapat mengurangi pembiasaan membully, dan menciptakan lingkungan sekolah yang ramah anak dan nyaman untuk digunakan.
  3. Orang Tua.
    Dalam hal ini, diharapkan orang tua agar selalu mengawasi dan memberi motivasi belajar kepada anak, terutama anak yang menjadi korban bullying/perundungan.
  4. Peserta Didik.
    Peserta didik diharapkan untuk mengurangi tindakan bullying secara verbal maupun nonverbal di sekolah dan di lingkungan sekitar, serta meempertahankan motivasi belajarnya, juga senantiasa melindungi diri dan orang lain dari tindakan bullying, serta melaporkan jika terjadinya bullying.

Daftar Pustaka

Kompri, 2018. Motivasi Pembelajaran Perspektif Guru dan Siswa. PT Remaja Rosdakarya. Bandung

Lumbung Pustaka UNY http://eprints.uny.ac.id

Pengaruh Perilaku Bullying Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMK PGRI 2 Malang https://proceeding.unpkediri.ac.id

Pengaruh Bullying Terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas VII di SMPN 31 Samarinda http://ejurnal.untag-smd.ac.id

Sugiyono, 2018. Metode Penelitian Kuantitatif. Alfabeta. Bandung

Lampiran

Lampiran 1

Dokumentasi Penelitian

Lampiran 2

KUISIONER PENILITIAN

Nama Siswa      : ……………………………………………..

Nomor Absen    : …………………………………………….. 

Hari/tanggal       : ……………………………………………..

NOPERTANYAANYAKADANG-KADANGTIDAK
1Apakah kamu mengetahui arti bullying/perundungan?  
2Apakah kamu pernah mengejek temanmu di sekolah?   
3Apakah kamu pernah memukul temanmu di sekolah?   
4Apakah kamu pernah menendang temanmu di sekolah?   
5Apakah kamu pernah melakukan body shaming (menghina bagian tubuh orang lain)?   
6Apakah kamu pernah dibully/rundung?   
7Apakah kamu merasa sedih, malu, takut atau kesal ketika dibully/rundung?   
8Apakah setelah dibully/rundung kamu takut atau enggan pergi ke sekolah?   
9Menurutmu, apakah ada pengaruh bullying/perundungan terhadap mental korban?   
10Menurutmu, apakah ada pengaruh bullying/perundungan terhadap mental pelaku?   
11Menurutmu, apakah boleh terjadinya bullying/perundungan di sekolah?   
12Apakah kamu pernah melihat terjadinya bullying/perundungan di sekolah?   
13Apakah kamu pernah melaporkan terjadinya bullying/perundungan disekolah?   
14Apakah kamu mengetahui arti motivasi belajar?   
15Menurutmu, apakah ada pengaruh bullying/perundungan terhadap motivasi belajar?   

Baca Juga Karya Tulis Lainnya

KONTAK

0851 7418 7548

info@al-kamil.sch.id

SOCIAL MEDIA

Organized by Humas Yayasan Cahaya Insan Mulya