Studi Analisis Proses Terjadinya Hujan dalam Tinjauan Al Qur’an

Disusun Oleh

Dibimbing Oleh

BAB I Pendahuluan

A. Latar Belakang Masalah.

Proses terjadinya hujan dibagi tiga yaitu evaporasi, kondensasi, dan presipitasi. Evaporasi yaitu air dari danau,  air sungai dan air laut menguap karena panas bumi. Hujan dapat turun di lokasi berbeda dari tempat awan terbentuk karena angin bisa membawa awan.

Awan juga bisa membuat hujan dari gerimis hingga deras sesuai awannya. Awan dangkal akan menurunkan gerimis, awan sedang akan menurunkan hujan yang tidak terlalu deras, sedangkan awan tinggi akan menurunkan hujan yang deras.

Ada juga suatu awan yang bisa mengeluarkan petir karena ada muatan electron, awan tersebut bernama awan colomunimbus. Awan colomunimbus bisa mengeluarkan petir karena ada suatu muatan electron yang sangat banyak aliran listrik.

Sedangkan di Al-Qur’an ada juga surat yang menjelaskan tentang hujan yaitu QS. Ar-Rum:48 artinya adalah “Allah lah yang mengirimkan angin, lalu angin itu menggerakan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang ia kehendaki. Dan menjadikannya bergumpal-gumpal, lalu engkau lihat hujan keluar dari celah-celahnya, maka apabila dia menurunkannya kepada hamba-hambanya yang dia kehendaki tiba-tiba mereka bergembira”.

B. Rumusan Masalah.

  1. Bagimana proses terjadinya hujan menurut para ilmuwan?
  2. Bagaimana proses terjadinya hujan dalam tinjauan Al Quran?
  3. Apa manfaat hujan dalam kehidupan sehari – hari sehari-hari?

C. Hipotesis.

Proses terjadinya hujan telah diterangkan oleh Allah SWT dalam beberapa ayat Al-Qur’an.

D. Tujuan Penelitian.

  1. Untuk mengetahui bagaimana Al Qur’an memberitahu tentang hujan.
  2. Mengenalkan apakah ada perbedaan dari kalangan ilmuan dan Al Qur’an.

E. Manfaat Penelitian

  1. Memperkenalkan bagaimana Al Qur’an menjelaskan tentang hujan.
  2. Mengetahui bagaimana hujan bisa terjadi.
  3. Mengetahui manfaat Allah menurunkan hujan.
  4. Mengetahui perbedaan ilmuan yang menjelaskan tentang proses terjadinya hujan.
  5. Agar bisa memaksimalkan hujan untuk hal-hal yang positif.

BAB II Kajian Pustaka

Hujan adalah proses pengembalian air yang telah diuapkan ke atsmosfer menuju ke permukaan bumi. Pengembalian ini akibat dari udara yang naik hingga melewati ketinggian kondensasi dang merubah menjadi awan. Di dalam awan terjadi proses tumbukan dan penggabungan antar butir-butir air yang akan meningkatkan masa dan volume butir air, jika butiran air akan turun dalam bentuk hujan.

Agar terjadi hujan terdapat tiga faktor utama penting yaitu: massa udara yang lembab, inti kondensasi (seperti partikel debu, kristal garam), dan suatu sarana sebagai tempat berlangsungnya proses pendinginan akibat udara. Pengangkatan massa ke udara ke atmosfer dapat berlangsung dengan cara-cara pendinginan siklonik, orografis, dan konvektif (Iskandar, 2012).

A. Tipe – tipe Hujan.

Menurut Iskandar (2012), tiga-tipe hujan yang umum dijumpai di daerah tropis dapat disebutkan sebagai berikut:

1. Hujan Frontal (Frontal/cyclonicstorms)

Tipe hujan yang umumnya disebabkan oleh bergulungnya dua massa udara yang berbeda suhu dan kelembapan. Pada tipe hujan ini, massa udara lembap yang hangat dipaksa bergerak ke tempat yang lebih tinggi (suhu lebih rendah dengan kerapatan udara dingin lebih besar). Tergantung pada tipe hujan yang dihasilkannya, hujan frontal dapat dibedakan menjadi hujan frontal dingin dan hangat.

Hujan frontal dingin biasanya mempunyai kemiringan permukaan frontal yang besar dan menyebabkan gerakan massa udara ke tempat yang lebih tinggi cepat sehingga bentuk hujan yang dihasilkan adalah hujan lebat dalam waktu singkat. Sebaliknya, pada hujan frontal hangat, kemiringan permukaan frontal tidak terlalu besar sehingga gerakan massa udara ke tempat yang lebih tinggi dapat dilakukan dengan perlahan-lahan (proses pendinginan berlangsung bertahap).

Tipe hujan yang dihasilkannya adalah hujan yang tidak terlalu lebat dan berlangsung dalam waktu lebih lama (hujan dengan intensitas rendah). Hujan badai dan hujan monsoon adalah tipe hujan frontal yang lazim dijumpai.

2. Hujan Orografik (Orographicstorm)

Jenis hujan yang umum terjadi di daerah pegunungan, yaitu ketika massa udara bergerak ke tempat yang lebih tinggi mengikuti bentang lahan pegunungan sampai saatnya terjadi proses kondensasi. Ketika massa udara melewati daerah bergunung, pada lereng di mana angin berhembus (windward side) terjadi hujan orografik.

Sementara pada lereng dimana gerakan massa udara tidak atau kurang berarti (leeward side), udara yang turun akan mengalami pemanasan dengan sifat kering, dan daerah ini disebut daerah “bayangan” dan hujan yang terjadi disebut hujan didaerah “bayangan” (jumlah hujan lebih kecil daripada hujan yang terjadi di daerah a windward side).

Besarnya intenstitas hujan orografik cenderung menjadi lebih besar dengan meningkatnya ketebalan lapisan udara lembap di atmosfer yang bergerak ke tempat yang lebih tinggi. Tipe hujan orografik dianggap sebagai pemasok air tanah, danau, bendungan, dan sungai karena berlangsung di daerah hulu DAS.

Tidak hanya sekadar proses jatuhnya air ke tanah, dalam Islam fenomena hujan disebutkan puluhan kali dalam ayat Al-Qur’an. Dalam Al-Qur’an, fenomena hujan digambarkan sebagai keindahan, kebijaksanaan, dan rahmat-Nya. Bahkan, menurut Abdul Syukur al-Azizi dalam buku Hadits-Hadits Sains, kata hujan disebut sebanyak 55 kali dalam Al-Qur’an.

Sebelum ditemukannya siklus air oleh sains, Allah SWT telah menerangkan tahapan turunnya hujan melalui firman-Nya. Berikut ini di antaranya 15 ayat Al-Qur’an tentang hujan yang menunjukkan salah satu tanda dari kebesaran-Nya, masih dikutip dari buku karya Abdul Syukur al-Azizi dan dirangkum dari buku berjudul Alquran dan Sains karya  Ridwan Abdullah. (website http://repository.unimus.ac.id/4559/5/13 ).

B. Kumpulan Ayat Al-Qur’an Tentang Hujan.

  • Surat Az-Zukhruf Ayat 11

وَالَّذِيْ نَزَّلَ مِنَ السَّمَاۤءِ مَاۤءًۢ بِقَدَرٍۚ فَاَنْشَرْنَا بِهٖ بَلْدَةً مَّيْتًا ۚ كَذٰلِكَ تُخْرَجُوْنَ

Walladzî nazzala minas-samâ’i mâ’am biqadar, fa ansyarnâ bihî baldatam maitâ, kadzâlika tukhrajûn

Artinya: “Yang menurunkan air dari langit dengan suatu ukuran, lalu dengan air itu Kami menghidupkan negeri yang mati (tandus). Seperti itulah kamu akan dikeluarkan (dari kubur).” (QS Az-Zukhruf: 11).

  • Surat An-Nahl Ayat 10

هُوَ الَّذِيْٓ اَنْزَلَ مِنَ السَّمَاۤءِ مَاۤءً لَّكُمْ مِّنْهُ شَرَابٌ وَّمِنْهُ شَجَرٌ فِيْهِ تُسِيْمُوْنَ

Huwalladzî anzala minas-samâ’i mâ’al lakum min-hu syarâbuw wa min-hu syajarun fîhi tusîmûn

Artinya: “Dialah yang telah menurunkan air (hujan) dari langit untuk kamu. Sebagiannya menjadi minuman dan sebagiannya (menyuburkan) tumbuhan yang dengannya kamu menggembalakan ternakmu.” (An-Naḥl: 10).

  • Surat Ar-Rum Ayat 48

اَللّٰهُ الَّذِيْ يُرْسِلُ الرِّيٰحَ فَتُثِيْرُ سَحَابًا فَيَبْسُطُهٗ فِى السَّمَاۤءِ كَيْفَ يَشَاۤءُ وَيَجْعَلُهٗ كِسَفًا فَتَرَى الْوَدْقَ يَخْرُجُ مِنْ خِلٰلِهٖۚ فَاِذَآ اَصَابَ بِهٖ مَنْ يَّشَاۤءُ مِنْ عِبَادِهٖٓ اِذَا هُمْ يَسْتَبْشِرُوْنَۚ

Allâhulladzî yursilur-riyâḫa fa tutsîru saḫâban fa yabsuthuhû fis-samâ’i kaifa yasyâ’u wa yaj’aluhû kisafan fa taral-wadqa yakhruju min khilâlih, fa idzâ ashâba bihî may yasyâ’u min ‘ibâdihî idzâ hum yastabsyirûn

Artinya: “Allah-lah yang mengirim angin, lalu ia (angin) menggerakkan awan, kemudian Dia (Allah) membentangkannya di langit menurut yang dikehendaki-Nya dan Dia menjadikannya bergumpal-gumpal, lalu engkau melihat hujan keluar dari celah-celahnya. Maka, apabila Dia menurunkannya kepada hamba-hamba-Nya yang dikehendaki-Nya, seketika itu pula mereka bergembira.” (QS Ar-Rūm: 48).

  • Surat An-Nur Ayat 43

اَلَمْ تَرَ اَنَّ اللّٰهَ يُزْجِيْ سَحَابًا ثُمَّ يُؤَلِّفُ بَيْنَهٗ ثُمَّ يَجْعَلُهٗ رُكَامًا فَتَرَى الْوَدْقَ يَخْرُجُ مِنْ خِلٰلِهٖۚ وَيُنَزِّلُ مِنَ السَّمَاۤءِ مِنْ جِبَالٍ فِيْهَا مِنْۢ بَرَدٍ فَيُصِيْبُ بِهٖ مَنْ يَّشَاۤءُ وَيَصْرِفُهٗ عَنْ مَّنْ يَّشَاۤءُۗ يَكَادُ سَنَا بَرْقِهٖ يَذْهَبُ بِالْاَبْصَارِ ۗ

Alam tara annallâha yuzjî saḫâban tsumma yu’allifu bainahû tsumma yaj’aluhû rukâman fa taral-wadqa yakhruju min khilâlih, wa yunazzilu minas-samâ’i min jibâlin fîhâ mim baradin fa yushîbu bihî may yasyâ’u wa yashrifuhû ‘am may yasyâ’, yakâdu sanâ barqihî yadz-habu bil-abshâr

Artinya: “Tidakkah engkau melihat bahwa sesungguhnya Allah mengarahkan awan secara perlahan, kemudian mengumpulkannya, lalu menjadikannya bertumpuk-tumpuk. Maka, engkau melihat hujan keluar dari celah-celahnya. Dia (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung-gunung. Maka, Dia menimpakannya (butiran-butiran es itu) kepada siapa yang Dia kehendaki dan memalingkannya dari siapa yang Dia kehendaki. Kilauan kilatnya hampir-hampir menghilangkan penglihatan.” (QS An-Nūr: 43).

  • Surat Al-Hijr Ayat 22

وَاَرْسَلْنَا الرِّيٰحَ لَوَاقِحَ فَاَنْزَلْنَا مِنَ السَّمَاۤءِ مَاۤءً فَاَسْقَيْنٰكُمُوْهُۚ وَمَآ اَنْتُمْ لَهٗ بِخٰزِنِيْنَ

Wa arsalnar-riyâḫa lawâqiḫa fa anzalnâ minas-samâ’i mâ’an fa asqainâkumûh, wa mâ antum lahû bikhâzinîn

Artinya: “Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan (tumbuh-tumbuhan). Maka, Kami menurunkan hujan dari langit lalu memberimu minum dengan (air) itu, sedangkan kamu bukanlah orang-orang yang menyimpannya.” (QS Al-Ḥijr: 22).

  • Surat Ar-Ra’d Ayat 17

اَنْزَلَ مِنَ السَّمَاۤءِ مَاۤءً فَسَالَتْ اَوْدِيَةٌ ۢ بِقَدَرِهَا فَاحْتَمَلَ السَّيْلُ زَبَدًا رَّابِيًا ۗوَمِمَّا يُوْقِدُوْنَ عَلَيْهِ فِى النَّارِ ابْتِغَاۤءَ حِلْيَةٍ اَوْ مَتَاعٍ زَبَدٌ مِّثْلُهٗ ۗ كَذٰلِكَ يَضْرِبُ اللّٰهُ الْحَقَّ وَالْبَاطِلَ ەۗ فَاَمَّا الزَّبَدُ فَيَذْهَبُ جُفَاۤءً ۚوَاَمَّا مَا يَنْفَعُ النَّاسَ فَيَمْكُثُ فِى الْاَرْضِۗ كَذٰلِكَ يَضْرِبُ اللّٰهُ الْاَمْثَالَ ۗ

Anzala minas-samâ’i mâ’an fa sâlat audiyatum biqadarihâ faḫtamalas-sailu zabadar râbiyâ, wa mimmâ yûqidûna ‘alaihi fin-nâribtighâ’a ḫilyatin au matâ’in zabadum mitsluh, kadzâlika yadlribullâhul-ḫaqqa wal-bâthil, fa ammaz-zabadu fa yadz-habu jufâ’â, wa ammâ mâ yanfa’un-nâsa fa yamkutsu fil-ardl, kadzâlika yadlribullâhul-amtsâl

Artinya: “Dia telah menurunkan air dari langit, lalu mengalirlah air itu di lembah-lembah sesuai dengan ukurannya. Arus itu membawa buih yang mengambang. Dari apa (logam) yang mereka lebur dalam api untuk membuat perhiasan atau alat-alat, ada (pula) buih seperti (buih arus) itu. Demikianlah Allah membuat perumpamaan tentang hak dan batil. Buih akan hilang tidak berguna, sedangkan yang bermanfaat bagi manusia akan menetap di dalam bumi. Demikianlah Allah membuat perumpamaan.” (QS Ar-Ra’d: 17).

  • Surat Al-Mu’minun Ayat 18

وَاَنْزَلْنَا مِنَ السَّمَاۤءِ مَاۤءًۢ بِقَدَرٍ فَاَسْكَنّٰهُ فِى الْاَرْضِۖ وَاِنَّا عَلٰى ذَهَابٍۢ بِهٖ لَقٰدِرُوْنَ ۚ

Wa anzalnâ minas-samâ’i mâ’am biqadarin fa askannâhu fil-ardli wa innâ ‘alâ dzahâbim bihî laqâdirûn

Artinya: “Kami turunkan air dari langit dengan suatu ukuran. Lalu, Kami jadikan air itu menetap di bumi dan sesungguhnya Kami Maha Kuasa melenyapkannya.” (QS Al-Mu’minūn: 18).

  • Surat Al-Qamar Ayat 11-12

فَفَتَحْنَآ اَبْوَابَ السَّمَاۤءِ بِمَاۤءٍ مُّنْهَمِرٍۖ وَّفَجَّرْنَا الْاَرْضَ عُيُوْنًا فَالْتَقَى الْمَاۤءُ عَلٰٓى اَمْرٍ قَدْ قُدِرَ ۚ

Fa fataḫnâ abwâbas-samâ’i bimâ’im mun-hamir. wa fajjarnal-ardla ‘uyûnan faltaqal-mâ’u ‘alâ amring qad qudir.

Artinya: “Lalu, Kami membukakan pintu-pintu langit dengan (menurunkan) air yang tercurah. Kami pun menjadikan bumi menyemburkan banyak mata air. Maka, berkumpullah semua air itu sehingga (meluap dan menimbulkan) bencana yang telah ditetapkan.” (QS Al-Qamar: 11-12).

  • Surat Al-Ahqaf Ayat 24

فَلَمَّا رَاَوْهُ عَارِضًا مُّسْتَقْبِلَ اَوْدِيَتِهِمْ قَالُوْا هٰذَا عَارِضٌ مُّمْطِرُنَا ۗبَلْ هُوَ مَا اسْتَعْجَلْتُمْ بِهٖ ۗرِيْحٌ فِيْهَا عَذَابٌ اَلِيْمٌۙ

Fa lammâ ra’auhu ‘âridlam mustaqbila audiyatihim qâlû hâdzâ ‘âridlum mumthirunâ, bal huwa masta’jaltum bih, rîḫun fîhâ ‘adzâbun alîm

Artinya: “Maka, ketika melihat azab itu berupa awan yang menuju ke lembah-lembah mereka, mereka berkata, “Inilah awan yang akan menurunkan hujan kepada kita.” (Bukan), tetapi itu azab yang kamu minta agar disegerakan kedatangannya, (yaitu) angin yang mengandung azab yang sangat pedih.” (QS Al-Aḥqāf: 24).

  • Surat Al-A’raf Ayat 57

وَهُوَ الَّذِيْ يُرْسِلُ الرِّيٰحَ بُشْرًاۢ بَيْنَ يَدَيْ رَحْمَتِهٖۗ حَتّٰٓى اِذَآ اَقَلَّتْ سَحَابًا ثِقَالًا سُقْنٰهُ لِبَلَدٍ مَّيِّتٍ فَاَنْزَلْنَا بِهِ الْمَاۤءَ فَاَخْرَجْنَا بِهٖ مِنْ كُلِّ الثَّمَرٰتِۗ كَذٰلِكَ نُخْرِجُ الْمَوْتٰى لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ

Wa huwalladzî yursilur-riyâḫa busyram baina yadai raḫmatih, ḫattâ idzâ aqallat saḫâban tsiqâlan suqnâhu libaladim mayyitin fa anzalnâ bihil-mâ’a fa akhrajnâ bihî ming kullits-tsamarât, kadzâlika nukhrijul-mautâ la’allakum tadzakkarûn

Artinya: “Dialah yang mendatangkan angin sebagai kabar gembira yang mendahului kedatangan rahmat-Nya (hujan) sehingga apabila (angin itu) telah memikul awan yang berat, Kami halau ia ke suatu negeri yang mati (tandus), lalu Kami turunkan hujan di daerah itu. Kemudian Kami tumbuhkan dengan hujan itu berbagai macam buah-buahan. Seperti itulah Kami membangkitkan orang-orang mati agar kamu selalu ingat.” (QS Al-A’rāf: 57).

  • Surat Al-Baqarah Ayat 22

الَّذِيْ جَعَلَ لَكُمُ الْاَرْضَ فِرَاشًا وَّالسَّمَاۤءَ بِنَاۤءًۖ وَّاَنْزَلَ مِنَ السَّمَاۤءِ مَاۤءً فَاَخْرَجَ بِهٖ مِنَ الثَّمَرٰتِ رِزْقًا لَّكُمْۚ فَلَا تَجْعَلُوْا لِلّٰهِ اَنْدَادًا وَّاَنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ

alladzî ja’ala lakumul-ardla firâsyaw was-samâ’a binâ’aw wa anzala minas-samâ’i mâ’an fa akhraja bihî minats-tsamarâti rizqal lakum, fa lâ taj’alû lillâhi andâdaw wa antum ta’lamûn

Artinya: “(Dialah) yang menjadikan bagimu bumi (sebagai) hamparan dan langit sebagai atap, dan Dialah yang menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan (hujan) itu buah-buahan sebagai rezeki untuk kamu. Oleh karena itu, janganlah kamu mengadakan tandingan-tandingan bagi Allah, padahal kamu mengetahui.” (QS Al-Baqarah: 22)

  • Surat Qaf Ayat 9

وَنَزَّلْنَا مِنَ السَّمَاۤءِ مَاۤءً مُّبٰرَكًا فَاَنْۢبَتْنَا بِهٖ جَنّٰتٍ وَّحَبَّ الْحَصِيْدِۙ

wa nazzalnâ minas-samâ’i mâ’am mubârakan fa ambatnâ bihî jannâtiw wa ḫabbal-ḫashîd

Artinya: “Kami turunkan dari langit air yang diberkahi, lalu Kami tumbuhkan dengannya kebun-kebun dan biji-bijian yang dapat dipanen.” (QS Qaf: 9)

  • Surat Asy-Syura Ayat 28

وَهُوَ الَّذِيْ يُنَزِّلُ الْغَيْثَ مِنْۢ بَعْدِ مَا قَنَطُوْا وَيَنْشُرُ رَحْمَتَهٗۗ وَهُوَ الْوَلِيُّ الْحَمِيْدُ

Wa huwalladzî yunazzilul-ghaitsa mim ba’di mâ qanathû wa yansyuru raḫmatah, wa huwal-waliyyul-ḫamîd

Artinya: “Dialah yang menurunkan hujan setelah mereka berputus asa dan (Dia pula yang) menyebarkan rahmat-Nya. Dialah Maha Pelindung lagi Maha Terpuji.” (QS Asy-Syura: 28)

  • Surat Al Anfal Ayat 11

اِذْ يُغَشِّيْكُمُ النُّعَاسَ اَمَنَةً مِّنْهُ وَيُنَزِّلُ عَلَيْكُمْ مِّنَ السَّمَاۤءِ مَاۤءً لِّيُطَهِّرَكُمْ بِهٖ وَيُذْهِبَ عَنْكُمْ رِجْزَ الشَّيْطٰنِ وَلِيَرْبِطَ عَلٰى قُلُوْبِكُمْ وَيُثَبِّتَ بِهِ الْاَقْدَامَۗ

Idz yughasysyîkumun-nu’âsa amanatam min-hu wa yunazzilu ‘alaikum minas-samâ’i mâ’al liyuthahhirakum bihî wa yudz-hiba ‘angkum rijzasy-syaithâni wa liyarbitha ‘alâ qulûbikum wa yutsabbita bihil-aqdâm

Artinya: “(Ingatlah) ketika Allah membuat kamu mengantuk sebagai penenteraman dari-Nya dan menurunkan air (hujan) dari langit kepadamu untuk menyucikan kamu dengan (hujan) itu, menghilangkan gangguan-gangguan setan dari dirimu, dan menguatkan hatimu serta memperteguh telapak kakimu.” (QS Al Anfal: 11)

  • Surat Fushshilat Ayat 39

وَمِنْ اٰيٰتِهٖٓ اَنَّكَ تَرَى الْاَرْضَ خَاشِعَةً فَاِذَآ اَنْزَلْنَا عَلَيْهَا الْمَاۤءَ اهْتَزَّتْ وَرَبَتْۗ اِنَّ الَّذِيْٓ اَحْيَاهَا لَمُحْيِ الْمَوْتٰىۗ اِنَّهٗ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

Wa min âyâtihî annaka taral-ardla khâsyi’atan fa idzâ anzalnâ ‘alaihal-mâ’ahtazzat wa rabat, innalladzî aḫyâhâ lamuḫyil-mautâ, innahû ‘alâ kulli syai’ing qadîr

Artinya: “Sebagian dari tanda-tanda (kebesaran)-Nya adalah bahwa engkau melihat bumi kering dan tandus, kemudian apabila Kami menurunkan air (hujan) padanya, ia pun hidup dan menjadi subur. Sesungguhnya Zat yang menghidupkannya pasti dapat menghidupkan yang mati. Sesungguhnya Dia Mahakuasa atas segala sesuatu.” (QS Fushshilat: 39)

Demikian penjelasan seputar ayat Al-Qur’an tentang hujan lengkap dengan Latin dan terjemahannya. Saya mengambil pembahasan tentang hujan dari website https://www.detik.com/jogja/berita/d-7122371/15-ayat-al-quran-tentang-hujan-beserta-latin-danterjemahannya.

BAB III Metodologi Penelitian

A. Metodologi Penelitian.

Metodologi penelitian ini akan menggabungkan pendekatan kualitatif dan kuantitatif untuk memberikan pemahaman yang komprehensif tentang studi analisis ini.

B. Waktu dan Tempat Penelitian.

Penelitian ini dilaksanakan dari bulan September – November 2024 Tempat penelitian ini adalah di rumah saya sendiri di wilayah Depok.

C. Desain Penelitian.

Penelitian ini akan menggunakan desain penelitian dari ilmuan dan Al-Qur’an untuk melihat perbedaan apa yang dijelaskan Al-Qur’an dan para ilmuan. Selain itu, penlitian ini juga akan menggunakan pendekatan kualitatif melalui penelitian dan observasi untuk memahami peran hujan untuk mahluk hidup serta faktor-faktor yang mungkin memengaruhi efektivitas program ini.

D. Manfaat Air Hujan.

Air hujan adalah air yang terbentuk dari menguapnya air laut menjadi suatu awan dan bisa menurun kan air, air hujan juga memiliki manfaat yang banyak seperti untuk tumbuhan dan mahluk hidup.

E. Instrumen Penelitian.

  1. Melihat Bagaimana Hujan Turun
    Instrumen ini akan digunakan untuk melihat apakah hujan bisa membuat pengaruh kepada mahluk hidup dan juga apakah hujan ini bisa membuat pengaruh yang besar kepada manusia pun juga.
  2. Pengertian Hujan Dalam Al-Qur’an
    Pengertian ini akan berguna untuk mengetahui pengertian hujan dalam al-qur’an, hujan sudah disebutkan sebanyak 55x dalam al-qur’an, hujan juga biasa disebut dengan AL-MA’.
  3. Pengertian Hujan Dalam Bidang Ilmiah
    Pengertian hujan dalam bidang ini akan saya gunakan untuk mengetahui bagaimana pendapat para ilmuan, hujan memiliki beberapa jenis yaitu hujan frontal, hujan konvektif, hujan orografis, hujan muson, hujan asam, hujan zenithial, hujan buatan

BAB IV Hasil dan Pembahasan

A. Hasil Analisis.

NoPertanyaanJawaban
1Hujan memiliki beberapa proses, salah satu proses terjadinya hujan bernama Evaporasi, Bagaimana Evaporasi bisa terjadi?Evaporasi yaitu air dari danau,  air sungai dan air laut menguap karena panas bumi
2Apa dampak positif proses terjadinya hujan?Dampak positifnya adalah  bisa menghasilkan energi listrik, untuk kesuburan tanah, membantu pertumbuhan tanaman
3Apa dampak negatif proses terjadinya hujan?Dampak negatifnya adalah Demam berdarah karena lingkungan yang lembab, bajir di dataran rendah/di kaki gunung, longsor saat hujan terjadi sangat lama  
4Bagaimana teori tentang hujan yang diungkapkan oleh para ilmuan dengan apa yang telah Allah wahyukan di dalam Al Quran?Teori tentang hujan yang diungkapkan oleh para ilmuan sesuai dengan proses hujan seperti yang telah dituliskan dalam Al Quran.
Tabel 1 Hasil Analisis Proses Terjadinya Hujan

B. Pembahasan Hasil Analisis.

Hujan adalah salah satu fenomena alam yang sangat penting untuk manusia, hewan dan tumbuhan. Hujan terkadang bisa membuat bencana seperti banjit, erosi dan longsor, cuaca hujan juga memilki perkiraan, biasanya hujan sering terjadi di bulan Oktober-November di tahun 2024, itulah yang mengahruskan kita untukmemanfatkan hujan.

Jenis hujan yang lumayan banyak di kenal orang adalah tipe hujan konveksional (Convectionalstorms) Tipe hujan ini disebabkan oleh adanya beda panas yang diterima permukaan tanah dengan panas yang diterima oleh lapisan udara di atas permukaan tanah tersebut. Sumber panas di daerah tropis adalah berasal dari matahari.

 Beda panas ini biasanya terjadi pada akhir musim kering yang akan menyebabkan hujan dengan intensitas tinggi sebagai hasil proses kondensasi massa air basah pada ketinggian di atas 15 km. Mekanisme terjadinya hujan tipe konvektif secara singkat adalah sebagai berikut: ketika lapisan udara di atas permukaan tanah menjadi lebih panas daripada lapisan udara diatasnya, maka berlangsunglah gerakan massa udara panas tersebut ketempat yang lebih tinggi.

Massa udara panas yang bergerak ketempat yang lebih tinggi tersebut pada saatnya akan terkondensasi. Pada proses ini terjadi pelepasan tenaga panas yang akan menyebabkan udara menjadi tambah panas, dan dengan demikian, mendorong udara panas tersebut bergerak lebih tinggi lagi sampai ketinggian tertentu di mana uap air panas tersebut membeku dan jatuh sebagai hujan oleh adanya gravitasi.

Tipe hujan konvektif biasanya dicirikan dengan intensitas yang tinggi berlangsung relative cepat, dan mencakup wilayah yang tidak terlalu luas. Tipe hujan konvektif inilah yang seringkali digunakan untuk membedakan dari tipe hujan yang sering dijumpai di daerah beriklim sedang (tipe hujan frontal) dengan intenstitas hujan lebih sedang.

Proses terjadinya hujan yang telah diungkapkan oleh para ilmuan, yaitu dimulai dengan evaporasi (menguapnya air ke langit), kondensasi (pembentukan awan) dan presipitasi (turunnya hujan), sesuai dengan yang telah diwahyukan Allah dalam Al Quran, terutama pada surat Ar-Rum ayat 48 dan An-Nur ayat 43. Pada kedua ayat tersebut menafsirkan bahwa Allah membuat angin untuk menggerakan awan, dimana konsep ini sesuai dengan proses kondensasi. Dimana proses kondensasi adalah saat uap air yang telah naik ke langit, kemudian membentuk partikel es, kemudian partikel es ini berkumpul membentuk awan jenuh. Proses berkumpulnya partikel es dalam pembentukan awan membutuhkan bantuan angin. Angin ini yang kemudian akan menyatukan awan-awan jenuh hingga berat. Ketika awan sudah semakin berat, makan masuklah kepada proses presipitasi atau turunnya hujan.

Proses turunnya hujan adalah menurunkan partikel air yang di awan ke bumi atau tanah, proses ini nampak seperti air yang keluar dari dalam awan. Seperti yang diwahyukan Allah pada kedua ayat tersebut, bahwa akan keluar air dari celah-celahnya (awan). Pada presipitasi, awan secara bertahap akan menurunkan partikel air yang telah berkumpul sebelumnya, yang kemudian setelah partikel air tersebut habis, awan akan menghilang.

BAB V Kesimpulan dan Saran

A. Kesimpulan.

Hasil analisis yang telah saya lakukan, saya mengetahui ternyata hujan memiliki banyak jenis seperti hujan frontal, hujan konvektif, hujan orografis, hujan muson, hujan asam, hujan zenithial, hujan buatan. Jadi hujan juga memiliki manfaat dan karunia Allah juga. Berdasarkan analisis tersebut, sangat terbukti bahwa ilmu pengetahuan tentang hujan sangat selaras dentgan apa yang terdapat dalam Al Quran

B. Saran.

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang telah diberikan, maka dapat diberikan beberapa saran yaitu :

  1. Untuk peneliti
    Peneliti mengharapkan kritik dan masukan yang membangun proses dalam karya tulis ilmiah kedepannya karena keterbatasan informasi yang didapatkan.
  2. Untuk Siswa
    Siswa mengharapkan lebih bisa memanfaatkan hujan Rahmat Allah SWT dengan sebaik-baiknya.
  3. Untuk Sekolah
    Peneliti mengharapkan sekolah dapat memberikan dukungan yang   maksimal dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini.

Daftar Pustaka

Ali, Zakia Intan. 2020. Artificial Neural Network untuk Memprediksi curah Hujan di Sumatera Barat dengan Metode Backpropagation dan Adaline. Diakses melalui http://repository.unimus.ac.id/4559/5/13.%20BAB%20II.pdf

Akbar, Muhammad Rizqi. 2024. 15 Ayat Al Qur’an tentang Hujan Beserta Latin dan Terjemahannya. Diakses melalui https://www.detik.com/jogja/berita/d-7122371/15-ayat-al-quran-tentang-hujan-beserta-latin-danterjemahannya

Lampiran

Lampiran Foto Penyusunan Karya Tulis Ilmiah

lampiran foto saat menonton video tentang hujan

Baca Juga Karya Tulis Lainnya

KONTAK

0851 7418 7548

info@al-kamil.sch.id

SOCIAL MEDIA

Organized by Humas Yayasan Cahaya Insan Mulya