Upaya Mengurangi Sampah Melalui Pembuatan Pupuk Kompos

Disusun Oleh

Dibimbing Oleh

BAB I Pendahuluan

A.    Latar Belakang Masalah.

Sampah organik adalah sampah yang berasal dari sisa makhluk hidup, seperti hewan, tumbuhan, dan manusia. Sampah organik dapat terurai secara alami tanpa campur tangan manusia. Sampah organik memiliki beberapa ciri, di antaranya: mudah terurai secara alami, dapat dimanfaatkan menjadi kompos dan hal-hal lain, berasal dari organisme hidup. Sampah organik dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu sampah organik basah dan kering:

  • Sampah organik basah memiliki kandungan air yang tinggi, sehingga lebih cepat membusuk. Contoh sampah organik basah adalah sisa sayur, buah-buahan, kulit pisang, kulit bawang, dan sejenisnya.
  • Sampah organik kering memiliki kandungan air yang sedikit hingga tidak ada. Contoh sampah organik kering adalah ranting pohon, dedaunan kering, dan tulang belulang.

Sampah organik dapat menimbulkan bau tidak sedap dan penyakit jika tidak dikelola dengan baik. Sampah organik bisa dimanfaatkan dalam pembuatan kompos (Akhmad, 2018).

Kompos adalah pupuk organik yang dihasilkan dari penguraian bahan-bahan organik seperti daun, rumput, sayuran, atau sampah organik lainnya. Kompos dapat dibuat dari berbagai bahan organik seperti:

  • kotoran ternak, urine, pakan ternak yang terbuang, dan cairan bio gas.
  • ganggang biru, gulma air, enceng gondok, dan azolla.
  • sampah rumah tangga, sampah tanaman, dan sampah pasar.

Kompos memiliki banyak manfaat, diantaranya:

  • Membantu menyuburkan tanah
  • Memperbaiki struktur tanah
  • Meningkatkan daya ikat tanah terhadap air
  • Meningkatkan daya tahan dan daya serap air
  • Memperbaiki drainase dan pori-pori dalam tanah
  • Menambah dan mengaktifkan unsur hara
  • Menghemat uang dari pembelian pupuk kimia (Maurilla, S.I. 2023)

Kompos yang baik memiliki ciri-ciri yaitu ukuran dan warnanya yang tua atau hitam, aroma yang seperti tanah, dan tidak menimbulkan bau yang menyengat. Dalam membuat kompos, ada beberapa sampah organik yang sebaiknya tidak dimasukkan karena bisa menimbulkan bau busuk dan menciptakan belatung (Mohammad Bijaksana, J. 2020).

B.     Rumusan Masalah.

Rumusan masalah berdasarkan latar belakang di atas, yaitu:

  1. Apa itu sampah organik?
  2. Apa yang dimaksud dengan kompos?
  3. Bagaimana proses pembuatan kompos?

C.     Hipotesis.

Berdasarkan rumusan masalah di atas, hipotesis penelitian ini adalah:

  1. Sampah organik adalah sampah yang berasal dari sisa-sisa makhluk hidup, seperti hewan, tumbuhan, dan manusia, yang dapat terurai secara alami.
  2. Kompos adalah pupuk organik yang dihasilkan dari penguraian bahan-bahan organik seperti daun, rumput, sayuran, atau sampah organik lainnya.
  3. Proses pembuatan kompos yang dilakukan dengan pembusukan selama 2 minggu akan menghasilkan kompos yang lebih cepat matang dan memiliki kualitas yang lebih baik.

D.    Tujuan Penelitian.

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

  1. Untuk mengetahui apa itu sampah organik.
  2. Untuk mengetahui apa itu kompos.
  3. Untuk mengetahui bagaimana proses pembuatan kompos.

E.     Manfaat Penelitian.

Adapun manfaat dari penelitian ini, antara lain:

  • Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan dampak bagi penulis dan masyarakat Indonesia untuk mengolah sampah organik menjadi lebih bermanfaat.
  • Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan edukasi kepada masyarakat untuk melakukan pengolahan sampah organik agar tidak mencemari lingkungan.
  • Hasil penelitian diharapkan berguna untuk pembelajaran siswa di sekolah.

BAB II Kajian Pustaka

A.    Sampah Organik.

Sampah organik adalah barang yang sudah tidak terpakai oleh pemilik atau pemakai sebelumnya. Sampah organik masih bisa dipakai jika dikelola dengan prosedur yang benar. Sampah organik dapat mengalami pelapukan (dekomposisi) dan terurai menjadi bahan yang lebih kecil dan tidak berbau (sering disebut kompos).

Kompos merupakan hasil pelapukan bahan-bahan organik seperti dedaunan, jerami, alang-alang, sampah, rumput, dan bahan lain yang sejenis. Proses pelapukannya sampah organik dapat dipercepat oleh bantuan manusia. Sebesar 95% sampah organik dapat dihasilkan dari pasar khusus, 75% sampah organik berasal dari daerah pemukiman masyarakat (Dwi, S. 2021).

B.     Mengurangi Sampah.

Mengurangi sampah adalah upaya untuk mengurangi jumlah sampah yang dihasilkan, baik sebelum maupun setelah produk atau kemasannya digunakan. Salah satu cara untuk mengurangi sampah adalah dengan menerapkan prinsip 3R, yaitu reduce, reuse, dan recycle.

            Apa itu reduce, reuce, recycle? Reduce, reuse, recycle (3R) adalah prinsip pengelolaan sampah yang bertujuan untuk mengurangi jumlah sampah yang dihasilkan dan memanfaatkan kembali sampah yang dapat didaur ulang. 3R merupakan salah satu cara yang efektif untuk mengelola sampah dan mempromosikan kehidupan berkelanjutan (Budiono, D. 2023).

Berikut adalah arti dari masing-masing kata dalam 3R:

  • Reduce:
    Mengurangi penggunaan barang atau produk yang berpotensi menjadi sampah. Contohnya, membawa botol minum atau alat makan sendiri.
  • Reuse:
    Menggunakan kembali bahan yang masih bisa digunakan. Contohnya, mengumpulkan bahan bekas seperti kertas, kardus, dan limbah elektronik. Kemudian menggunakannya kembali dalam produksi.
  • Recycle:
    Mendaur ulang bahan bekas menjadi bahan baku yang bisa digunakan kembali. Contohnya, pengolahan kertas menjadi kertas baru, pengolahan botol plastik menjadi bahan baku plastik baru, dan pengolahan logam menjadi logam baru.

C.     Pembuatan Kompos dan Cara Membuatnya.

Kompos adalah jenis pupuk organik yang bahan bakunya berasal dari limbah tanaman dan hewan. Dalam prosesnya, cara membuat kompos dilakukan dengan menguraikan sisa-sisa tanaman dan hewan dengan bantuan organisme hidup.

Pupuk kompos umumnya aman digunakan untuk berbagai jenis tanaman. Selain menyediakan nutrisi yang baik bagi tanaman, kompos juga dapat memperbaiki struktur fisik, kimia, dan biologi tanah. Hal ini dapat menyebabkan tanah menjadi lebih gembur.

Kompos sebenarnya dapat terjadi secara alami, tetapi membutuhkan waktu yang sangat lama. Untuk mempercepat prosesnya, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk membuat kompos.

Caranya adalah sebagai berikut:

  1. Mengumpulkan sampah organik
    Mengumpulkan sampah organik berupa sisa sayuran dan sisa makanan.
  2. Proses Pencacahan
    Potong sampah organik menjadi ukuran lebih kecil 1-2 cm.
  3. Proses pencampuran
    Campurkan sampah organik yang sudah dicacah dengan sedikit tanah di dalam wadah dan masukkan cairan EM4 dan molase.
  4. Menutup rapat wadah kompos
    Tutup rapat wadah penyimpanan agar udara tidak gagalkan proses pembusukan.
  5. Proses pendiaman
    Diamkan kompos selama 2-3 minggu untuk membiarkan proses pembusukan berlangsung dengan sempurna.

BAB III Pelaksanaan Percobaan

A.    Tempat Waktu Percobaan, dan Pihak yang Membantu.

  1. Tempat Percobaan
    Percobaan ini dilakukan di ruangan terbuka dan tidak harus terkena sinar matahari yaitu di teras rumah Jl. Al Barkah 1 Rt.03 Rw. 09 No 53, Depok pada semester 1 tahun ajaran 2024/2025
  2. Waktu Percobaan
    Percobaan ini mulai dilaksanakan pada hari rabu tanggal 25 Desember 2024.
  3. Pihak Yang Membantu
    Pada pelaksanaan percobaan ini, penulis dibantu oleh Ma’muri Raskaman dan Susianah selaku orang tua yang telah membimbing, memberikan motivasi dan arahan untuk kelancaran dalam proses percobaan ini. Ibu Nurul Alifah, S.Si, M.Pd. selaku pembimbing materi dan teknis pembuatan pupuk kompos. Ibu Saely Yunita Sari, M.Pd. selaku kepala sekolah SDIT Al Kamil yang memberikan izin, dukungan serta kemudahan bagi penulis dalam menjalankan percobaan ini.

B.     Metodologi Penelitian.

Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif yaitu penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek alamiah, Dimana peneliti merupakan instrumen kunci (Sugiyono, 2005).

C.     Alat dan bahan percobaan.

Alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini, antara lain:

  1. Tanah secukupnya
  2. Air
  3. Sampah Organik
  4. Wadah
  5. Cairan EM4 (Effective Microorganism 4)
  6. Cairan Molase

D.    Langkah-Langkah Percobaan.

Pembuatan Kompos dibuat Menggunakan Kulit Bawang

  1. Mengumpulkan sampah organik
    Mengumpulkan sampah organik berupa sisa sayuran dan sisa makanan.
  2. Proses Pencacahan
    Potong sampah organik menjadi ukuran lebih kecil 1-2 cm.
  3. Proses pencampuran
    Campurkan sampah organik yang sudah dicacah dengan sedikit tanah di dalam wadah dan masukkan cairan EM4 dan molase.
  4. Menutup rapat wadah kompos
    Tutup rapat wadah penyimpanan agar udara tidak gagalkan proses pembusukan.
  5. Proses pendiaman
    Diamkan kompos selama 2-3 minggu untuk membiarkan proses pembusukan berlangsung dengan sempurna.

BAB IV Hasil Percobaan

A.    Hasil Percobaan.

Hasil dari percobaan yang telah dilakukan menunjukkan bahwa sampah organik salah satunya bekas sayuran dapat menjadi pupuk yang bisa menjadikan tanaman subur.

No.Bagian pupukPertumbuhan pupuk
1.BerbauHari ke 7
2.Warna berubahHari ke 14
3.Siap digunakanHari ke 21

B.     Pembahasan Hasil Percobaan.

Dari hasil percobaan, diketahui hal-hal sebagai berikut:

  1. Sayuran dan buah-buahan dapat dijadikan sampah organik dan menjadi pupuk yang dapat menyuburkan tanaman setelah melewati proses langkah-langkah pembuatan.
  2. Proses pembuatan pupuk kompos membutuhkan 2 cairan yaitu cairan EM4 (Effective Microorganism 4) dan cairan Molase.
  3. Dari percobaan, kompos akan mengeluarkan bau yang tidak sedap dan berubah warna, sehingga menandakan bahwa kompos telah matang dan menandakan bahwa kompos ini sudah dapat digunakan.

BAB V Simpulan dan Saran

A.    Simpulan.

Kesimpulan dari hasil percobaan menyatakan bahwa sampah organik adalah sampah yang berasal dari sisa makhluk hidup yang dapat terurai secara alami. Kompos adalah pupuk organik yang dihasilkan dari penguraian bahan organik seperti sisa sayur dan buah-buahan yang digunakan untuk menyuburkan tanaman dan mempercepat pertumbuhan tanaman.

Pembuatan kompos membutuhkan dua cairan yang berguna untuk proses pembusukan kompos yaitu cairan EM4 (Effective Microorganism 4) dan cairan molase. Selain digunakan untuk pembuatan kompos, cairan ini juga dapat digunakan di berbagai hal, yaitu pertanian, peternakan, dan perikanan.

Kompos akan matang setelah didiamkan selama 2-3 minggu ketika kompos telah berbau tidak sedap dan warna kompos berubah menjadi coklat kehitaman yang menandakan kompos itu telah matang dan sudah siap digunakan.

B.     Saran.

Berdasarkan kesimpulan tersebut, ada beberapa saran dari hasil penelitian ini yaitu apabila membuat kompos ingin lebih cepat dan matang, maka disarankan menutup semua sisi wadah dengan kardus dan menutup rapat bagian atas wadah.

Daftar Pustaka

Dwi, S. (2021). Pengertian Pembuatan Kompos

Budiono, D. (2023). Pemahaman Reduce, Reuse, Recycle (3R).

Budiono, D. (2023). Cara Membuat Pupuk Kompos.

Mohammad Bijaksana, J. (2020). Bahan-Bahan Yang Diperlukan Oleh Pupuk Kompos.

Akhmad, M. S.STP., M.Si (2018) Pengertian Sampah Organik.

Maurilla S.I (2023) Manfaat Pembuatan Pupuk Kompos.

Lampiran

Gambar 1: Menyiapkan bahan dan alat pembuatan pupuk kompos

Pembuatan pupuk kompos Langkah 1

Gambar 2: Memasukkan sayur dan mengaduk

Pembuatan pupuk kompos Langkah 2

Gambar 3: Memasukkan cairan EM4 (Effective Microorganism 4)

Pembuatan pupuk kompos Langkah 3

Gambar 4: Memasukkan cairan Molase   

Gambar 5: Hasil dari pembuatan pupuk kompos

Baca Juga Karya Tulis Lainnya

KONTAK

0851 7418 7548

info@al-kamil.sch.id

SOCIAL MEDIA

Organized by Humas Yayasan Cahaya Insan Mulya